(X)
dalam (21) merupakan keturunan ibu,” keturunan dibedakan waktu lahirnya dalam hubungan hidupnya ibu.
3.2.2 Ringkasan : Varian di dalam Teks
Istilah
acuan dalam daftar merefleksikan kategori struktur yang mendasari sebuah
daftar. Pergantian antara pronominal dan frase nomina penuh dalam daftar
dibatasi oleh batas-batas level kategori dan subkategori dalam hal berbeda unit
dalam daftar dihubungkan pada dan disegmenkan dari, satu dengan yang lain.
4. Ancangan
Wacana Analisis Variasi
Ancangan
wacana dalam analisis variasi berasal dari studi perubahan dan variasi
linguistik. Analisis tersebut berfokus pada pembatasan sosial dan varian
linguistik secara semantik, ancangan tersebut juga diperluas ke arah teks.
Dalam hal ini, terdapat dua level analisis yang dilakukan, yaitu membandingkan
tipe teks dan menganalisis variasi di dalam teks. Jadi, dalam analisis variasi
ini melihat unsur dalam teks itu sendiri dan konteks yang mendukung teks
tersebut. Unit dasar narasi adalah peristiwa sedangkan unit dasar daftra adalah
kesatuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa narasi berkaitan dengan unsur konteks
sedangkan daftar bekaitan dengan unsur linguistik atau bahasanya, misalnya
fonologi, morfologi, sintaksis atau dapat juga dikatakan berkaitan dengan
kohesi dalam wacana. Hal ini perlu diperhatikan agar wacana yang diproduksi
dapat dipahami oleh mitra tutur.
Hal
ini karena teks terbangun dari konstituen linguistik yang memiliki hubungan
formal antara satu dengan yang lainnya sehingga terciptanya teks yang koheren
dalam sebuah interaksi. Hasil menunjukkan bagaiman perbedaan sintaksis dan
semanti di antara item linguistik merefleksikan struktur teks, namun apa yang
terlihat sama sebagai satu level
sintaksis sebenarnya berbeda dalam level teks. misalnya seperti yang terdapat pada materi sebelumnya tentang
tindak tutur dalam kalimat “Anda ingin
permen”, dapat berperan sebagai perminataan informasi, atau sebagai penawaran,
atau sebagai sebuah pertanyaan. Dalam suatu wacana, antar kalimat dalam teks
sangat terkait dengan makna referensial (makna yang sebenarnya) atau makna
fungsional (terkait dengan makna secara pragmatik sesuai konteks).
Faktor-faktor
sosial dan linguistik yang membatasi variasi linguistik. Dalam menghasilkan
teks lisan tentunya sangat ditentukan oleh intonasi sebagaimana pernah dibahas
pada bab sebelumnya, agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik,
kapan digunakan intonasi naik dan kapan digunakan intonasi turun (apakah ujaran
yang disampaikan merupakan suatu pertanyaan atau pernyataan) agar tidak terjadi
keraguan pada mitra tutur. Dalam analisis variasi juga berkaiatan dengan
interaksional dan situasional dalam teks, mengedepankan “faktor” bagaimana
wujud suatu teks terkait secara linguistik dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Darma, Yoce Aliah. Analisis
Wacana Krisis. Bandung: Yrama Widya, 2009.
Schiffrin, Deborah. Approaches to Discourse.
Oxford: Blackwell, 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar